Minggu, 15 Juni 2014

Debat Capres Sesi Kedua 2014

Suasana yang cukup kondusif dan terlihat lebih elegan apabila dibandingkan dengan debat yang pertama. Mungkin itulah kesan yang mucul dalam benak kita yang jelas dapat kita lihat dalam debat capres kali ini. Dengan melihat penyelenggaraan debat malam ini, saya memberikan apresiasi terhadap KPU sebagai penyelenggara acara debat pada malam hari ini. Hal itu terlihat bagaimana hasil yang dicapai dalam debat malam hari ini yang terlihat jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan debat capres yang pertama. Saya mengapresiasi KPU yang mau mendengar berbagai masukan dari para audiece dan mau berbenah diri dan membuat acara debat yang secara kasat mata terlihat lebih baik dari yang pertama.
          Ada beberapa penilaian saya secara pribadi tentang debat capres yang dilaksanakan pada malam hari ini. Saya memang bukan seorang pakar maupun seorang ahli yang berkompeten untuk mengomentari tentang debat pada malam hari ini tapi izinkan saya untuk berbagi pemikiran dan penilaian saya mengenai debat capres sesi yang kedua ini. Dalam tulisan ini saya akan mengutarakan dan memberikan gambaran tentang kedua calom presiden melalui kacamata saya sendiri dan berusaha menelisik secara berimbang untuk tidak memperlihatkan kesan memihak salah satu diantaranya.
         Dalam debat malam hari ini nampak dengan jelas bagaimana visi misi, karakter dan manajemen diri yang dimiliki kedua calom presiden republik Indonesia kali ini. Dalam tulisan ini saya akan memberikan penilaian dan analisa dari tayangan debat malam ini sesuai dengan kemampuan pengamatan saya semata dan tidak dianjurkan untuk menjadi rujukan dalam bentuk apapun.
     Beberapa hal yang nampak dalam debat capres kali ini adalah diantaranya kepribadian, cara penyampaian argumentasi, pemahaman terhadap sebuah permasalahan, penguasaan terhadap meteri yang diangkat dan barang yang dijual para kandidat kepada masyarakat. Hal-hal itulah yang akan saya bahas dalam tulisan saya ini karena saya tidak mau membahas ha-hal yang bersifat terlalu teknis sebab kalau masalah-masalah teknis biarlah mereka yang mencalonkan diri yang ambil pusing. Saya disini hanya sebagai komentator musiman saja dan tidak mau terlalu dipusingkan dengan dengan drama politik yang sebenarnya sudah klise.
         Tentunya kita sepakat bahwa terlalu naif apabila berfikir bahwa hanya dengan satu atau dua orang saja mampu membuat sebuah perubahan besar sebuah negara. Saya setuju bahwa satu orang mampu memunculkan ide dan gagasan yang sangat brilian tapi apabila tidak memiliki kemampuan untuk mewujudkannya sama saja nol besar. Kemampuan mewujudkan ide dan gagasan itulah yang menurut saya tidak akan mampu dicapai apabila hanya satu atau dua orang saja. Untuk itulah seorang presiden harus menguasai manajemen yang mampu menggerakkan semua orang untuk mewujudkan ide dan gagasan tersebut.
     Straight to the point. Dalam debat malam hari ini nampak dengan jelas perbedaan karakter yang mononjol diantara kedua calon presiden ini. Prabowo terlihat tegas dan mantab, sesuai backgroundnya di lingkungan militer sementara Jokowi nampak  santai dan elegan layaknya seorang eksekutif, sesuai dengan backgroundnya sebagai seorang pengusaha. Kedua karakter ini tercermin pula dalam cara mereka berpolitik selama ini.
         Karakter yang menonjol dari seorang militeris tentu saja tegas, menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan, setia, loyal dan totalitas, semua itu selalu nampak dalam bagaimana Prabowo bersikap, berbicara dan bertindak. Dilain pihak, Jokowi menunjukkan sikap sesuai dengan backgroundnya sebagai pengusaha yaitu cerdik, kreatif, mandiri, dan supel. Untuk masalah karekter, saya belum melihat celah negatif selain permasalahan HAM yang menurut kabar yang beredar bahwa secara hukum menyebutkan Prabowo tidak terlibat dalam persoalan tersebut. Akan tetapi untuk Jokowi, saya melihatnya sangat minus untuk masalah karakter. Menurut saya, Jokowi  memiliki sisi negatif yang dimiliki oleh pengusaha. Terkadang seorang pengusaha tidak memiliki pegangan nilai-nilai moral dan kebanggaan terhadap apa yang telah diucapkan demi  mendapatkan keuntungan.
       Dalam sudut pandang ini saya melihat sisi negatif dari Jokowi yang “menghianati” kepercayaan Prabowo yang telah memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk menjadi gubernur Jakarta dan hanya karena diperintahkan oleh “Ibunya” Jokowi langsung menerima tawaran menjadi presiden. Pertanyaannya adalah kemana nilai-nilai moral yang dijejalkan semasa sekolah? Apa itu semua hanya termasuk dalam kurikulum pembodohan dan doktrinasi kepada masyarakat agar rakyatnya selalu nurut sama penguasa? Apa ini yang dimaksud revolusi mental yang di elu-elukan selama ini? But it’s ok for me, I’m just the audience in this show. So let it just flow and see what next will happen. Masalah moral urus masing-masing kayak lagunya Iwan Fals.
     Balik lagi ke masalah debat. Dalam kesempatan ini menurut saya memang Prabowolah yang menunjukkan etika yang lebih baik apabila dibandingkan dengan Jokowi. Saya melihat sikap kenegarawan dan rendah hati lebih ditunjukkan oleh Prabowo dibandingkan dengan Jokowi. Hal itu jelas terlihat ketika Prabowo mengakui dan mengapresiasi ide-ide yang baik yang disampaikan oleh Jokowi walaupun mungkin Prabowo akan terlihat minus di mata audience. Sebaliknya dalam acara tersebut saya tidak begitu melihat bentuk apresiasi dan penghormatan Jokowi kepada kepada Prabowo. Melihat hal tersebut asumsi yang muncul dalam pikiran saya adalah dari awal memang tujuan dari Jokowi adalah mengedepankan sebuah kemenangan bukan menjadi sebuah diskusi. It’s fine but which the better one?
Apabila kita melihat debat malam hari ini, akan terlihat cara dan gaya yang dipakai dalam penyampaian kedua kandidat yang nampak berbeda satu satu sama lain.  Dimulai dari calon nomor satu yaitu Prabowo, dalam kesempatan kali ini terlihat jelas bahwa Prabowo memiliki cara penyampaian yang yang menunjukkan backgroundnya yaitu seorang militer. Prabowo dalam setiap argumentasinya terdengar lebih tegas dan lantang dalam menyampaikan pemikiran-pemikirannya. Hal itu juga terlihat dari gestur yang dilakukan oleh Prabowo yang selalu memulai sebuah pembicaraan dengan beranjak dari tempat duduknya. Hal itu menunjukkan Prabowo mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, dimana sikapnya tersebut menunjukkan kesan bahwa sosok Prabowo adalah seorang yang percaya diri dan berani menghadapi segala permasalahan dengan kondisi apapun.
       Akan tetapi ada beberapa bagian yang menunjukkan jawaban-jawaban yang dikeluarkan oleh Prabowo cenderung mengambang dan kurang menyasar ke pokok permasalahan. Saya tidak menyalahkan Prabowo yang terkadang kurang menguasai masalah-masalah teknis karena kemampuan seorang presiden yang utama adalah menguasai manusia. Dan saya berharap Prabowo memiliki kemapuan untuk itu karena menurut saya yang tersulit dalam membentuk sebuah pemerintahan adalah bagaimana cara mengoperasikan manusia secara efektif bukan mengoperasikan mesin. Disisi yang lain cara penyampaian Prabowo terlihat lebih santun daripada Jokowi. Hal itu terlihat bagaimana cara Prabowo dalam memberikan penghormatan dibeberapa kesempatan kepada rekan-rekannya, audience dan lawan politiknya yaitu Jokowi. Sementara hal itu minim sekali ditunjukkan oleh Jokowi.
      Selain daripada itu menurut saya, Prabowo dibanyak kesempatan terlalu sering mengeluarkan kata “uang” dalam setiap argumentasinya. Dalam perspektif saya kata uang salah satu kata yang ampuh dan sangat menarik untuk didengar oleh setiap orang karena “uang” adalah kata yang kita gunakan setiap saat sehingga sangat potensial digunakan dalam komunikasi. Pertanyaan yang muncul dalam benak saya adalah apa memang itu strategi yang digunakan untuk menanamkan pemikiran dialam bawah sadar masyarakat bahwa dengan memilih Prabowo maka rakyat akan punya banyak uang? Akan tetapi apabila kata “uang” digunakan terlalu berlebihan, menurut pendapat saya malah akan menjadi bomerang karena kesan kapitalis akan muncul pada diri Prabowo.
       Untuk kandidat yang kedua tentu saja dari apa yang terlihat memiliki cara penyampaian yang berbeda. Pada debat kali ini Jokowi terlihat memiliki modal yang cukup baik sebelum memasuki arena pertarungan. Hal itu dapat terlihat dari berapa banyak kertas kerpekan yang dibawanya pada saat awal debat ini dimulai. Menurut saya hal tersebut justru menunjukkan bahwa Jokowi mempunyai kelemahan dalam menghafal, karena sudah barang tentu sebelum naik ke ring setiap kandidat telah dilatih oleh masing-masing tim sukses. Ada kebiasaan jokowi yang terlihat sedikit minus dimata saya yaitu kebiasaannya berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat yang membuat kesan kalau dia kehilangan konsentrasi.
Kebiasaan jokowi tersebut mungkin juga disadari oleh tim sukses Jokowi dan harus saya akui hal itu sudah banyak berkurang dalam debat malam hari ini khususnya pada sesi-sesi menjawab pertanyaan dari moderator. Entah karena semua kandidat sudah memiliki kisi-kisi pertanyaan atau memang pertanyaan-pertanyaan dari moderator cenderung lebih general dan mampu diprediksi oleh tim sukses Jokowi. Karena kebiasaan Jokowi itu muncul kembali kembali ketika pada sesi tanya jawab dengan Prabowo.
Modal lain yang dimiliki oleh Jokowi dan tidak ada pada Prabowo adalah kartu sehat dan kartu pintar yang dibawanya. Menurut saya hal itu sangat efektif digunakan oleh jokowi dalam debat kali ini karena dalam berkomunikasi kebanyakan orang akan lebih mantab apabila mempresentasikan dengan wujud barang secara langsung. Akan tetapi menurut saya Jokowi juga terlalu berlebihan mengeksplorasi barang-barang yang dibawanya, yang menurut hemat saya justru Jokowi hanya terlihat sebagai sales sebuah produk sehingga nama produknyalah yang menonjol bukan penciptanya. Walaupun begitu untuk kasus kali ini sepertinya tidak terlau menjadi permasalahan kerena saya rasa nama Jokowi sudah melekat pada kartu-kartu tersebut berkat manajemen publik yang selama ini dilakukan dimedia masa.
Walaupun sama-sama memiliki konsep kerakyatan, dalam memahami sebuah permasalahan kedua calon ini memiliki perspektif yang sedikit berbeda. Hal tersebut dapat terlihat pada cara berfikir Prabowo yang cenderung makro dan masive, sementara Jokowi cenderung memiliki konsep mikro dan segmented yang tentu saja keduanya mempunyai plus dan minusnya. Misalkan saja ketika Prabowo menayakan tentang masalah bentuk kerjasama asean kepada Jokowi dan sebaliknya Jokowi bertanya kepada Prabowo mengenai TPID yang notabene adalah kebijakan di tingkat daerah yang seharusnya menjadi tanggung jawab setiap pimpinan daerah. Hal tersebut menunjukkan kedua kandidat ini memiliki kerangka berfikir yang berbeda dalam memandang sebuah negara.
Penguasaan materi-materi yang diangkat oleh moderator dalam debat kali ini menurut saya berimbang diantara kedua belah pihak. Perbedaan diantara keduanyanya hanya terletak pada sudut pandang dan penafsiran seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Akan tetapi dalam sesi tanya jawab antara kedua pihak memang terlihat Jokowi lebih unggul apabila dibandingkan dengan Prabowo. Hal tersebut nampak ketika meluncurnya kata-kata dari Prabowo yang mengapresiasi konsep dari Jokowi dan membuat Jokowi mendapat nilai plus dari saya untuk itu.
Hal yang terakhir yang ingin saya bahas dalam tulisan ini adalah hal-hal yang dijual oleh kedua belah pihak selama acara debat berlangsung menurut kaca mata saya tentunya. Saya awali sesuai nomer urut saja. Secara garis besar strategi jualan yang digunakan Prabowo utama di acara debat kali ini adalah memberi gambaran kepada masyarakat tentang betapa makmurnya Indonesia apabila tidak ada kebocoran anggaran yang selama ini terjadi, Anggaran senilai satu milyar yang diberikan kepada desa dan kelurahan, renegosiasi kontrak-kontrak asing yang merugikan, pembangunan infrastruktur transportasi, penambahan dan efisiensi APBN, dll. Sementara dari pihak Jokowi barang-barang yang dijual tentu saja mulai dari dua buah kartu, rakyat yang berdikari, revolusi mental, tol laut, pemotongan birokrasi, dll.
Saya sepakat kalau kedua belah pihak mempunyai kelabihan dan kekurangan masing-masing akan tetapi saya berharap dalam setiap perdebatan yang dilakukan bukan hanya untuk mencari sang pemenang semata melainkan pula untuk berdiskusi mencari solusi terbaik demi kemajuan bangsa Indonesia. Saya berharap setiap kandidat memiliki sikap legowo dan etika yang baik seperti yang diperlihatkan oleh Prabowo malam hari ini yang dengan jantan mengakui keunggulan lawannya dan tidak bertindak ceroboh dengan melakukan perlawanan yang sia-sia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar