Suasana yang cukup
kondusif dan terlihat lebih elegan apabila dibandingkan dengan debat yang
pertama. Mungkin itulah kesan yang mucul dalam benak kita yang jelas dapat kita
lihat dalam debat capres kali ini. Dengan melihat penyelenggaraan debat malam
ini, saya memberikan apresiasi terhadap KPU sebagai penyelenggara acara debat
pada malam hari ini. Hal itu terlihat bagaimana hasil yang dicapai dalam debat
malam hari ini yang terlihat jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan debat
capres yang pertama. Saya mengapresiasi KPU yang mau mendengar berbagai masukan
dari para audiece dan mau berbenah diri dan membuat acara debat yang secara
kasat mata terlihat lebih baik dari yang pertama.
Ada beberapa penilaian saya
secara pribadi tentang debat capres yang dilaksanakan pada malam hari ini. Saya
memang bukan seorang pakar maupun seorang ahli yang berkompeten untuk
mengomentari tentang debat pada malam hari ini tapi izinkan saya untuk berbagi
pemikiran dan penilaian saya mengenai debat capres sesi yang kedua ini. Dalam tulisan
ini saya akan mengutarakan dan memberikan gambaran tentang kedua calom presiden
melalui kacamata saya sendiri dan berusaha menelisik secara berimbang untuk
tidak memperlihatkan kesan memihak salah satu diantaranya.
Dalam debat malam hari ini
nampak dengan jelas bagaimana visi misi, karakter dan manajemen diri yang
dimiliki kedua calom presiden republik Indonesia kali ini. Dalam tulisan ini
saya akan memberikan penilaian dan analisa dari tayangan debat malam ini sesuai
dengan kemampuan pengamatan saya semata dan tidak dianjurkan untuk menjadi
rujukan dalam bentuk apapun.
Beberapa hal yang nampak dalam
debat capres kali ini adalah diantaranya kepribadian, cara penyampaian
argumentasi, pemahaman terhadap sebuah permasalahan, penguasaan terhadap meteri
yang diangkat dan barang yang dijual para kandidat kepada masyarakat. Hal-hal
itulah yang akan saya bahas dalam tulisan saya ini karena saya tidak mau
membahas ha-hal yang bersifat terlalu teknis sebab kalau masalah-masalah teknis
biarlah mereka yang mencalonkan diri yang ambil pusing. Saya disini hanya
sebagai komentator musiman saja dan tidak mau terlalu dipusingkan dengan dengan
drama politik yang sebenarnya sudah klise.
Tentunya kita sepakat bahwa
terlalu naif apabila berfikir bahwa hanya dengan satu atau dua orang saja mampu
membuat sebuah perubahan besar sebuah negara. Saya setuju bahwa satu orang
mampu memunculkan ide dan gagasan yang sangat brilian tapi apabila tidak memiliki
kemampuan untuk mewujudkannya sama saja nol besar. Kemampuan mewujudkan ide dan
gagasan itulah yang menurut saya tidak akan mampu dicapai apabila hanya satu
atau dua orang saja. Untuk itulah seorang presiden harus menguasai manajemen
yang mampu menggerakkan semua orang untuk mewujudkan ide dan gagasan tersebut.
Straight to the point. Dalam debat
malam hari ini nampak dengan jelas perbedaan karakter yang mononjol diantara
kedua calon presiden ini. Prabowo terlihat tegas dan mantab, sesuai backgroundnya
di lingkungan militer sementara Jokowi nampak santai dan elegan layaknya seorang eksekutif,
sesuai dengan backgroundnya sebagai seorang pengusaha. Kedua karakter ini
tercermin pula dalam cara mereka berpolitik selama ini.
Karakter yang
menonjol dari seorang militeris tentu saja tegas, menjunjung tinggi nilai-nilai
kehormatan, setia, loyal dan totalitas, semua itu selalu nampak dalam bagaimana
Prabowo bersikap, berbicara dan bertindak. Dilain pihak, Jokowi menunjukkan
sikap sesuai dengan backgroundnya sebagai pengusaha yaitu cerdik, kreatif,
mandiri, dan supel. Untuk masalah karekter, saya belum melihat celah negatif selain
permasalahan HAM yang menurut kabar yang beredar bahwa secara hukum menyebutkan
Prabowo tidak terlibat dalam persoalan tersebut. Akan tetapi untuk Jokowi, saya
melihatnya sangat minus untuk masalah karakter. Menurut saya, Jokowi memiliki sisi negatif yang dimiliki oleh
pengusaha. Terkadang seorang pengusaha tidak memiliki pegangan nilai-nilai
moral dan kebanggaan terhadap apa yang telah diucapkan demi mendapatkan keuntungan.
Dalam sudut
pandang ini saya melihat sisi negatif dari Jokowi yang “menghianati”
kepercayaan Prabowo yang telah memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk
menjadi gubernur Jakarta dan hanya karena diperintahkan oleh “Ibunya” Jokowi
langsung menerima tawaran menjadi presiden. Pertanyaannya adalah kemana
nilai-nilai moral yang dijejalkan semasa sekolah? Apa itu semua hanya termasuk
dalam kurikulum pembodohan dan doktrinasi kepada masyarakat agar rakyatnya
selalu nurut sama penguasa? Apa ini yang dimaksud revolusi mental yang di
elu-elukan selama ini? But it’s ok for me, I’m just the audience in this show. So
let it just flow and see what next will happen. Masalah moral urus
masing-masing kayak lagunya Iwan Fals.
Balik lagi ke masalah
debat. Dalam kesempatan ini menurut saya memang Prabowolah yang menunjukkan
etika yang lebih baik apabila dibandingkan dengan Jokowi. Saya melihat sikap kenegarawan
dan rendah hati lebih ditunjukkan oleh Prabowo dibandingkan dengan Jokowi. Hal itu
jelas terlihat ketika Prabowo mengakui dan mengapresiasi ide-ide yang baik yang
disampaikan oleh Jokowi walaupun mungkin Prabowo akan terlihat minus di mata
audience. Sebaliknya dalam acara tersebut saya tidak begitu melihat bentuk
apresiasi dan penghormatan Jokowi kepada kepada Prabowo. Melihat hal tersebut
asumsi yang muncul dalam pikiran saya adalah dari awal memang tujuan dari Jokowi
adalah mengedepankan sebuah kemenangan bukan menjadi sebuah diskusi. It’s fine
but which the better one?
Apabila kita
melihat debat malam hari ini, akan terlihat cara dan gaya yang dipakai dalam penyampaian
kedua kandidat yang nampak berbeda satu satu sama lain. Dimulai dari calon nomor satu yaitu Prabowo,
dalam kesempatan kali ini terlihat jelas bahwa Prabowo memiliki cara
penyampaian yang yang menunjukkan backgroundnya yaitu seorang militer. Prabowo dalam
setiap argumentasinya terdengar lebih tegas dan lantang dalam menyampaikan
pemikiran-pemikirannya. Hal itu juga terlihat dari gestur yang dilakukan oleh Prabowo
yang selalu memulai sebuah pembicaraan dengan beranjak dari tempat duduknya. Hal
itu menunjukkan Prabowo mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, dimana
sikapnya tersebut menunjukkan kesan bahwa sosok Prabowo adalah seorang yang
percaya diri dan berani menghadapi segala permasalahan dengan kondisi apapun.
Akan tetapi ada beberapa bagian
yang menunjukkan jawaban-jawaban yang dikeluarkan oleh Prabowo cenderung
mengambang dan kurang menyasar ke pokok permasalahan. Saya tidak menyalahkan
Prabowo yang terkadang kurang menguasai masalah-masalah teknis karena kemampuan
seorang presiden yang utama adalah menguasai manusia. Dan saya berharap Prabowo
memiliki kemapuan untuk itu karena menurut saya yang tersulit dalam membentuk
sebuah pemerintahan adalah bagaimana cara mengoperasikan manusia secara efektif
bukan mengoperasikan mesin. Disisi yang lain cara penyampaian Prabowo terlihat
lebih santun daripada Jokowi. Hal itu terlihat bagaimana cara Prabowo dalam memberikan
penghormatan dibeberapa kesempatan kepada rekan-rekannya, audience dan lawan
politiknya yaitu Jokowi. Sementara hal itu minim sekali ditunjukkan oleh Jokowi.
Selain daripada itu menurut saya,
Prabowo dibanyak kesempatan terlalu sering mengeluarkan kata “uang” dalam
setiap argumentasinya. Dalam perspektif saya kata uang salah satu kata yang ampuh
dan sangat menarik untuk didengar oleh setiap orang karena “uang” adalah kata
yang kita gunakan setiap saat sehingga sangat potensial digunakan dalam
komunikasi. Pertanyaan yang muncul dalam benak saya adalah apa memang itu
strategi yang digunakan untuk menanamkan pemikiran dialam bawah sadar masyarakat
bahwa dengan memilih Prabowo maka rakyat akan punya banyak uang? Akan tetapi
apabila kata “uang” digunakan terlalu berlebihan, menurut pendapat saya malah akan
menjadi bomerang karena kesan kapitalis akan muncul pada diri Prabowo.
Untuk kandidat yang kedua tentu
saja dari apa yang terlihat memiliki cara penyampaian yang berbeda. Pada debat
kali ini Jokowi terlihat memiliki modal yang cukup baik sebelum memasuki arena pertarungan.
Hal itu dapat terlihat dari berapa banyak kertas kerpekan yang dibawanya pada
saat awal debat ini dimulai. Menurut saya hal tersebut justru menunjukkan bahwa
Jokowi mempunyai kelemahan dalam menghafal, karena sudah barang tentu sebelum
naik ke ring setiap kandidat telah dilatih oleh masing-masing tim sukses. Ada kebiasaan
jokowi yang terlihat sedikit minus dimata saya yaitu kebiasaannya berhenti
berbicara ditengah-tengah kalimat yang membuat kesan kalau dia kehilangan
konsentrasi.
Kebiasaan jokowi
tersebut mungkin juga disadari oleh tim sukses Jokowi dan harus saya akui hal
itu sudah banyak berkurang dalam debat malam hari ini khususnya pada sesi-sesi
menjawab pertanyaan dari moderator. Entah karena semua kandidat sudah memiliki
kisi-kisi pertanyaan atau memang pertanyaan-pertanyaan dari moderator cenderung
lebih general dan mampu diprediksi oleh tim sukses Jokowi. Karena kebiasaan Jokowi
itu muncul kembali kembali ketika pada sesi tanya jawab dengan Prabowo.
Modal lain yang
dimiliki oleh Jokowi dan tidak ada pada Prabowo adalah kartu sehat dan kartu
pintar yang dibawanya. Menurut saya hal itu sangat efektif digunakan oleh
jokowi dalam debat kali ini karena dalam berkomunikasi kebanyakan orang akan lebih
mantab apabila mempresentasikan dengan wujud barang secara langsung. Akan tetapi
menurut saya Jokowi juga terlalu berlebihan mengeksplorasi barang-barang yang
dibawanya, yang menurut hemat saya justru Jokowi hanya terlihat sebagai sales sebuah
produk sehingga nama produknyalah yang menonjol bukan penciptanya. Walaupun begitu
untuk kasus kali ini sepertinya tidak terlau menjadi permasalahan kerena saya
rasa nama Jokowi sudah melekat pada kartu-kartu tersebut berkat manajemen
publik yang selama ini dilakukan dimedia masa.
Walaupun sama-sama
memiliki konsep kerakyatan, dalam memahami sebuah permasalahan kedua calon ini
memiliki perspektif yang sedikit berbeda. Hal tersebut dapat terlihat pada cara
berfikir Prabowo yang cenderung makro dan masive, sementara Jokowi cenderung memiliki
konsep mikro dan segmented yang tentu saja keduanya mempunyai plus dan minusnya.
Misalkan saja ketika Prabowo menayakan tentang masalah bentuk kerjasama asean
kepada Jokowi dan sebaliknya Jokowi bertanya kepada Prabowo mengenai TPID yang
notabene adalah kebijakan di tingkat daerah yang seharusnya menjadi tanggung
jawab setiap pimpinan daerah. Hal tersebut menunjukkan kedua kandidat ini
memiliki kerangka berfikir yang berbeda dalam memandang sebuah negara.
Penguasaan materi-materi
yang diangkat oleh moderator dalam debat kali ini menurut saya berimbang
diantara kedua belah pihak. Perbedaan diantara keduanyanya hanya terletak pada
sudut pandang dan penafsiran seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Akan tetapi
dalam sesi tanya jawab antara kedua pihak memang terlihat Jokowi lebih unggul
apabila dibandingkan dengan Prabowo. Hal tersebut nampak ketika meluncurnya
kata-kata dari Prabowo yang mengapresiasi konsep dari Jokowi dan membuat Jokowi
mendapat nilai plus dari saya untuk itu.
Hal yang terakhir
yang ingin saya bahas dalam tulisan ini adalah hal-hal yang dijual oleh kedua
belah pihak selama acara debat berlangsung menurut kaca mata saya tentunya. Saya
awali sesuai nomer urut saja. Secara garis besar strategi jualan yang digunakan
Prabowo utama di acara debat kali ini adalah memberi gambaran kepada masyarakat
tentang betapa makmurnya Indonesia apabila tidak ada kebocoran anggaran yang selama
ini terjadi, Anggaran senilai satu milyar yang diberikan kepada desa dan
kelurahan, renegosiasi kontrak-kontrak asing yang merugikan, pembangunan
infrastruktur transportasi, penambahan dan efisiensi APBN, dll. Sementara dari
pihak Jokowi barang-barang yang dijual tentu saja mulai dari dua buah kartu,
rakyat yang berdikari, revolusi mental, tol laut, pemotongan birokrasi, dll.
Saya sepakat
kalau kedua belah pihak mempunyai kelabihan dan kekurangan masing-masing akan tetapi
saya berharap dalam setiap perdebatan yang dilakukan bukan hanya untuk mencari
sang pemenang semata melainkan pula untuk berdiskusi mencari solusi terbaik
demi kemajuan bangsa Indonesia. Saya berharap setiap kandidat memiliki sikap
legowo dan etika yang baik seperti yang diperlihatkan oleh Prabowo malam hari
ini yang dengan jantan mengakui keunggulan lawannya dan tidak bertindak ceroboh
dengan melakukan perlawanan yang sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar